News

Musik Timur Melejit di 2025, Dari Lokal Jadi Fenomena Global

Jakarta (KABARIN) - Keberagaman suku bangsa serta budaya Indonesia menghadirkan keunikan dan kekayaan musik di dalam negeri. Alunan irama lagu karya anak bangsa mampu menghidupkan suasana hingga mengajak pendengar berdendang bersama. Inilah salah satu kekayaan musik yang mampu mempererat persatuan di tengah kebinekaan Indonesia.

Sepanjang tahun 2025, musik Indonesia kian berwarna lewat penciptaan musik dari berbagai daerah. Alunan lagu yang nyaman dan enak didengar, serta lirik yang mudah dihafal menjadikan lagu karya anak bangsa menggema di dalam negeri. Sebut saja lagu "Tabola Bale" yang dinyanyikan Silet Open Up atau Siprianus Bhuka, Jacson Zeran, Juan Reza dan Diva Aurel.

Lagu dengan lirik campuran dialek dari wilayah Indonesia Timur ini mampu menciptakan perpaduan yang energik dan harmonis yang berhasil mengajak pendengar bernyanyi dan berjoget bersama, bahkan lagu ini begitu viral di jagad media sosial. Tak ayal, kepopuleran lagu ini pun berhasil mengajak peserta upacara detik-detik kemerdekaan Indonesia di Istana Merdeka berjoget bersama pada Agustus lalu.

Tak berhenti sampai di situ, saking populernya, lagu yang menggambarkan perasaan hati yang kacau akibat kekaguman pada seseorang yang semakin mempesona ini pun berhasil menyabet penghargaan musik nasional bergengsi yakni Anugerah Musik Indonesia (AMI) Awards 2025 lewat tiga kategori yakni Pencipta Lagu Pop Terbaik untuk sosok penampil Utama yakni Silet Open Up, Karya Produksi Kolaborasi Terbaik serta Karya Produksi Lagu Berbahasa Daerah Terbaik.

Meledak hingga keluar negeri. Begitulah kesuksesan lagu ini yang diterima di berbagai kalangan hingga digunakan oleh pembuat konten asal Inggris untuk latihan kebugaran, juga menjadi lagu populer di Malaysia, serta selebgram New York turut menggunakan lagu ini untuk menari.

Masyarakat Indonesia tentunya kian bangga akan musik Indonesia yang mampu menembus batas berbagai negara. Tak berhenti di sini, lagu lain yakni "Stecu-Stecu" karya penyanyi Ternate, Faris Adam, juga berhasil meraih penghargaan pada AMI Awards tahun ini lewat kategori Video Musik Terbaik.

Bahkan lagu ini mencetak sejarah lagu Indonesia pertama yang masuk dalam TikTok Global Top 20 Songs of 2025 dalam jajaran peringkat ke-8 dunia. Lagu yang merupakan kependekan dari Setelan Cuek ini memiliki makna pendekatan yang cuek atau jual mahal sebagai bentuk menguji keseriusan dengan menghadirkan lirik berbahasa Indonesia Timur yang ringan khas anak muda masa kini.

Lagu lain asal Timur yakni "Pica-Pica" karya Juan Reza turut mewarnai belantika musik tahun ini. Lagu yang merupakan bentuk perayaan kebahagiaan, semangat ajakan untuk berjoget ini menjadi representasi budaya Timur Indonesia yang mudah diingat dan viral di berbagai platform media sosial. Bahkan lagu ini dinyanyikan ulang oleh beberapa penyanyi, seperti Dewi Persik dan Ndarboy Genk.

Lagu timur yang juga viral yakni "Nyong Timur" oleh Gihon Marel dan Jacson Zeran, "Ngapain Repot" oleh Toton Caribo ft Fresly Nikijuluw, "Mode Pesawat" oleh Dandy Barakaty ft Dante Nababan serta "Ubur-ubur Ikan Lele" oleh Jacson Zeran & Chesylino juga menjadi beberapa lagu yang mencuri perhatian warganet berkat pesan serta musik yang cocok digunakan sebagai backsound di platform TikTok.

Bila dirangkum, secara umum, lagu-lagu Timur yang menjadi perbincangan pada 2025 ini mampu menghadirkan nuansa ceria, lirik yang tidak berbelit alias sederhana, tapi memiliki makna mendalam dan jujur, memiliki keterkaitan dengan percintaan masa kini, kehidupan sehari-hari serta mampu mengundang ekspresi pendengar seperti berjoget dan bernyanyi bersama. Gabungan unsur lokal lewat lirik berbahasa dialek tapi modern juga berhasil mengambil hati para pendengar sehingga lagu daerah kian digemari.

Berbicara lebih jauh, tren musik 2025 juga kian berwarna. Tak hanya pop dan rock yang berkibar, tapi juga kehadiran genre Hip-Dut alias Hiphop Dangdut juga memperkaya khasanah musik Indonesia.

Tentu tak lupa dengan lagu "Garam dan Madu" yang dibawakan oleh Tenxi, Naykilla dan Jemsii yang begitu popular di berbagai platform media sosial. Lagu ini menceritakan mengenai dilema cinta yang menyakitkan, tapi di sisi lain terasa manis tercampur rindu dan keraguan dengan lirik yang menghadirkan Bahasa Indonesia, Jawa, dan Inggris.

Lagu ini pun berhasil menyabet penghargaan pretensius AMI Awards 2025 dengan kategori Karya Produksi Terbaik, dan meraih penghargaan dalam kategori Duo/Grup/Kolaborasi Rap/Hip Hop Terbaik. Sosok Jemsii juga meraih penghargaan dalam kategori Produser Rekaman Terbaik dan Tim Produksi Suara Terbaik.

Lagu hipdut yang dinyanyikan Tenxi yang juga menjadi perbincangan yakni "Bintang 5", "Kasih Aba Aba", "Mejikuhibiniu", "Apa Lagi". Lagu-lagu itu memiliki ciri khas menggabungkan hip hop dan dangdut yang modern. Lagu ini pun banyak digunakan sebagai backsound dalam konten-konten di media sosial.

Dukungan pemerintah

Kesuksesan lagu-lagu tersebut di atas tak lepas dari keberadaan platform digital seperti media sosial hingga platform musik digital yang berhasil menembus batas antar benua.

Karena itu, pemerintah Indonesia lantas bersiap mengembangkan ekosistem digital, sehingga musik tanah air kian solid dan berkelanjutan. Dosok-sosok yang berkecimpung pada industri musik pun dapat terus berkarya serta mendukung perkembangan subsektor ekonomi kreatif Tanah Air.

Mengatasi carut marut yang terjadi pada industri musik, regulator dalam hal ini Kementerian Kebudayaan pun turun tangan dengan menghadirkan Konferensi Musik Indonesia (KMI) 2025 pada Oktober lalu sebagai upaya pemajuan ekosistem musik nasional.

Mengundang para musisi, pencipta lagu, promotor, label, hingga Lembaga manajemen kolektif nasional (LMKN) diharapkan ekosistem dari hulu hingga hilir dapat diatasi, setidaknya persoalan dapat diketahui secara holistik langsung dari pelaku.

Diskusi panel dalam KMI digelar untuk membicarakan tantangan dari berbagai aspek di dalam musik yang meliputi pendidikan, teknologi, regulasi, insentif pekerja industri musik, perlindungan sosial hingga royalti yang menjadi kisruh belakangan ini.

Wakil Menteri Kebudayaan, Giring Ganesha Djumaryo, yang dikenal sebelumnya sebagai seorang musisi ini mengemukakan bahwa usulan-usulan yang dirangkum dalam KMI ini menjadi modal berbagai pihak untuk memperbaiki industri musik nasional.

Sementara itu, ditanya soal kemajuan musik Indonesia yang didominasi kesuksesan musik dari Timur, ia menyambut baik hal ini dan akan menindaklanjuti dengan membawa para musisi untuk bertemu dan mengembangkan potensi yang ada lewat program Manajemen Talenta Nasional (MTN) Kementerian Kebudayaan.

"Insya Allah, Januari, pak Menteri (Menteri Kebudayaan Fadli Zon) juga meminta agar dikumpulkan semua musisi hyperlocal ini supaya kita bisa tahu apakah sustain atau tidak," kata Giring.

Langkah awal Kementerian Kebudayaan yang menjadi kementerian baru era Presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka ini pun diharapkan menjadi tonggak dalam membangun ekosistem musik Indonesia yang lebih baik pada masa mendatang.

Editor: Raihan Fadilah
Copyright © KABARIN 2025
TAG: